Selasa, Juni 03, 2008

Enggan Pergi

Panas jalan setapak membakar mulut penuh bisa
Bebunyian besi reot seiring terik mentari
Membakar sampah nenek tua renta tertatih
Diujung jalan pinggir got, bocah kecil mandi segenbiranya

Lalat-lalat suka cita menginjak bangkai tikus mati
Mawar ungu tersandar lemas dekat peti telor
Sebrang jalan debu-debu sesak menempel dalam ruang hidung
Dari balik jendela kusam, coba kenang situasi ini

Duduk penuh diam berat tinggalkan kenangan ini
Sesaat kobar api paksa ku tuk menghapus semua ini

Puisi By, OP

Tidak ada komentar: